Selasa, 31 Juli 2012

NEGARA KELIMA
Cuplikan Kisahnya (kata orang sih, saya juga belum sempet baca :D)
Tiga orang gadis muda dan seorang perwira polisi terbunuh dalam jangka waktu beberapa hari. Kejadian itu terjadi setelah sebelumnya pihak kepolisian menggerebek markas suatu kelompok radikal yang baru saja melakukan teror di jaringan internet. Simbol dari kelompok tersebut digoreskan oleh pelaku pembunuhan di tubuh dua orang korban. Inspektur Timur Mangkuto, sahabat dari perwira polisi yang terbunuh, malah dicurigai sebagai pelaku pembunuhan. Pasalnya ia terlihat bersama dengan korban sesaat sebelum pembunuhan terjadi dan meninggalkan sidik jari. Timur Mangkuto pun sekaligus dicurigai sebagai anggota kelompok radikal tersebut yang disusupkan ke jaringan kepolisian.
Sebelum sempat tertangkap, Timur Mangkuto berhasil meloloskan diri dan segera menjadi buronan polisi nomer satu. Sementara dua orang anggota kelompok radikal yang tertangkap dalam penggerebekan, tidak mau berbicara banyak meskipun telah ditekan dengan keras. Mereka hanya berbicara tentang teka-teki lima buah negara yang mereka hafal luar kepala tapi tidak mereka ketahui jawabannya.
Dalam pelariannya Timur Mangkuto bertemu dengan Eva Duani, seorang ahli sejarah Indonesia. Bersama Eva Duani dan dipandu oleh ayahnya, Profesor Duani Abdullah, Timur Mangkuto berusaha menguak teka-teki lima negara untuk membongkar keberadaan kelompok radikal yang telah menjebaknya demi membersihkan nama baik.
Usaha menguak teka-teki lima negara itu mengharuskan mereka meneliti kitab Dialog “Timaues and Critias” karya Plato tentang negeri Atlantis yang hilang, mendengarkan dan mencari petunjuk dari sastra lisan Tambo dari Minangkabau, menerjemahkan prasasti Kedukan Bukit, menelusuri kitab Pararaton, dan meminta keterangan dari saksi sejarah atas pembentukan Pemerintahan Darurat RI di Sumatera pada tahun 1948.


Nah, kalo anda-anda sekalian kepingin tau seperti apa kisahnya. silahkan klik link dibawah ini:
Klik disini

0 KEINDAHAN BAHASA DALAM NOVEL “THE ROAD TO MECCA” MUHAMMAD ASAD

      Tradisi pemikiran dan keilmuan dalam Islam berkembang cukup pesat dengan dimulainya aktivitas penerjemahan karya-karya Yunani kuno ke dalam bahasa Arab. Dalam hal ini Dar al-Hikmah yang dibangun Harun al-Rasyid menjadi pusat kegiatannya, yang sekaligus sebagai pintu masuk bagi pemikiran filsafat Yunani kuno ke dalam tradisi Islam. Tampilnya para filosof dan saintis muslim seperti al-Kindi, al-Farabi, al-Khawarizmi dan Ibn Sina tidak bisa dilepaskan dari keuntungan yang mereka peroleh dari aktivitas penerjemahan dan membludaknya literatur-literatur Yunani. 
         Terlebih lagi Dar al-Hikmah juga melengkapi diri dengan fasilitas laboratorium dan peralatan-peralatan penelitian yang sangat canggih di zamannya untuk menguji dan mengembangkan teori-teori saintifik Yunani. Di antara genre utama karya sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama, genre prosalah, khususnya novel, yang dianggap paling dominan dalam menampilkan unsur-unsur sosial. Alasan yang dapat dikemukakan, diantaranya:
  • Novel menampilkan unsur-unsur cerita yang paling lengkap, memiliki media yang paling luas, menyajikan masalah-masalah kemasyarakatan yang juga paling luas. 
  • Bahasa novel cenderung merupakan bahasa sehari-hari, bahasa yang paling umum digunakan dalam masyarakat. Oleh karena itulah, dikatakan bahwa novel merupakan genre yang paling sosiologis dan responsive sebab sangat peka terhadap fluktuasi sosiohistoris. 
 Cara-cara penyajian yang berbeda dibandingkan dengan ilmu sosial dan humaniora jelas membawa ciri-ciri tersendiri terhadap sastra. Penyajian secara tak langsung, dengan menggunakan bahasa metaforis konotatif, memungkinkan untuk menanamkan secara lebih intens masalah-masalah kehidupan terhadap pembaca. Artinya, ada kesejajaran antara ciri-ciri karya sastra dengan hakikat kemanusiaan. Masyarakat modern, dengan kemajuan teknologinya, justru memerlukan karya seni, sastra khususnya dalam rangka mengantisipasi kompleksitas sekaligus dinamika kehidupan. 

Thomas Auino seseorang yang termasuk kaum formalis berpendapat bahwa ada tiga (3) syarat keindahan, yaitu :
  1. Memiliki keutuhan (kesempurnaan), karena segala kekurangan (keburukan) itu menyebabkan sesuatu tidak indah. 
  2. Memiliki keselarasan (kesembangan) bentuk, karena segala ketimpangan itu menyebabkan sesuatu tidak proporsional sehingga tidak indah. 
  3. Memiliki sinar kejelasan, karena segala kekaburan (kesamaran) itu menyebabkan sesuatu tidak indah.
 Mohammad Asad Leopold Weiss dilahirkan di Livow, Austria pada tahun 1900. Pada umur 22 tahun, beliau mengunjungi Timur Tengah dan selanjutnya menjadi wartawan luar negeri dari harian "Frankfurter Zeitung" Setelah masuk Islam, beliau pergi dan bekerja di seluruh dunia Islam, dari mulai Afrika Utara sampai Afganistan di bagian Timur, dan setelah beberapa tahun mempelajari Islam, beliau telah menjadi seorang Muslim terpelajar yang terkemuka di abad kita sekarang. Dan setelah berdirinya negara Pakistan, beliau ditunjuk menjadi Director of the Department of Islamic Reconstruction di Punjab Barat, kemudian diangkat sebagai wakil Pakistan di PBB. Dua buku Mohammad Asad yang penting ialah "Islam in the Cross Roads (Islam di Simpang Jalan)" dan "Road to Mecca (Jalan ke Mekah)". Beliau juga menerbitkan majalah bulanan "Arafat", dan sekarang sedang menyelesaikan terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Inggris. Buku "Road to Mecca" telah diterjemahkan oleh Fuad Hasyem dan diterbitkan oleh P.T. Al Ma'arif, Bandung. Mohammad Asad Leopold Weiss dilahirkan di Livow, Austria pada tahun 1900. Pada umur 22 tahun, beliau mengunjungi Timur Tengah dan selanjutnya menjadi wartawan luar negeri dari harian "Frankfurter Zeitung" Setelah masuk Islam, beliau pergi dan bekerja di seluruh dunia Islam, dari mulai Afrika Utara sampai Afganistan di bagian Timur, dan setelah beberapa tahun mempelajari Islam, beliau telah menjadi seorang Muslim terpelajar yang terkemuka di abad kita sekarang. Dan setelah berdirinya negara Pakistan, beliau ditunjuk menjadi Director of the Department of Islamic Reconstruction di Punjab Barat, kemudian diangkat sebagai wakil Pakistan di PBB. Dua buku Mohammad Asad yang penting ialah "Islam in the Cross Roads (Islam di Simpang Jalan)" dan "Road to Mecca (Jalan ke Mekah)". Beliau juga menerbitkan majalah bulanan "Arafat", dan sekarang sedang menyelesaikan terjemahan Al-Qur'an dalam bahasa Inggris. 

Menurut Benedetto Croce. Keindahan adalah ekspresi yang berhasil baik (keindahan adalah sesuatu yang menyentuh hati dan perasaan). Teori tersebut tidak jauh beda dengan teori Thomas Aquino yang disebutkan tadi sebelumnya bahwa Thomas Auino seseorang yang termasuk kaum formalis berpendapat bahwa ada tiga (3) syarat keindahan, yaitu :
  1. Memiliki keutuhan (kesempurnaan), karena segala kekurangan (keburukan) itu menyebabkan sesuatu tidak indah
  2. Memiliki keselarasan (kesembangan) bentuk, karena segala ketimpangan itu menyebabkan sesuatu tidak proporsional sehingga tidak indah. 
  3. Memiliki sinar kejelasan, karena segala kekaburan (kesamaran) itu menyebabkan sesuatu tidak indah.
      Untuk menganalisis suatu novel cukup harus mempunyai keahlian yang sangat mapan untuk mengetahui nilai dan intrinsic dan ekstrinsiknya, tapi itu adalah suatu hal yang biasa, dimana seorang ahli kritikus biasanya lebih tertarik untuk mengamati isi dari suatu cerita. Oleh karena itu, karena figurative language pada cerita ini sangat menarik, alangkah asyiknya apabila dibahas pada analisis ini. Bahasa tulisan yang dipakai oleh Muhammad Asad di novelnya The Road To Mecca sangat menyulitkan pembaca, dimana banyak suatu bahasa yang dibuat bingung oleh Asad dengan sedikit uraian filosofi dan penjelasan yang meleletkan cerita. Tapi bahasa yang digunakan tidak luput dari kelebihannya untuk bias meraih emosi pembaca seakan terbawa akan suasana Arabia dan kota lainnya saat Asad menguraikahn suatu cerita. Adalah suatu keindahan karya sastra saat seseorang mampu meraih emosi jiwa pembaca.
       Dengan kisah yang mengutarakan beberapa setting ini, Asad cukup membuat pembaca tidak puas apabila membacanya hanya satu kali saja. Karya Muhammad Asad ini memang penuh pesona. Masalah pergulatan batin, antara bahasa dan setting membuat novel ini lebih hidup akan suasana padang pasir dan setting yang diciptakan Asad sendiri.. Suatu keindahan dapat tercipta saat penulis mencurahkan semua pengalamannya, sehingga mengeluarkan kata-kata yang indah dan menyentuh emosi. Sehingga ulasan ungkapan Muhammad Asad tadi di atas memperkuat suatu penelitian bahwa keindahanpenulisan suatu karya akan terjalin saat seorang penulis itu sendiri merasakan dan dapat mencurahkan dengan baik dan benar. 
       Dimana dari pengalaman-pengalaman Asad yang tadi diungkap di atas bias lebih menjalur kesebuah keselarasan dan kejelasan cerita yang melahirkan suatu cerita yang penuh dengan pesona. Mahasuci Allah yang telah membuat segala keindahan di segala sudut. Mohon maaf atas segala kekurangan dan khilafan. Suatu keindahan dapat terjalin apabila ada motifasi dan ketekunan pengahasratan pemikiran. Akhirnya hanya kepada Allah Ta’ala kita bertawakal dan meminta akan segala keagungannya.

 DAFTAR PUSTAKA :
  • Asad, Muhammad. 2003. The Road To Mecca. Mizan; Bandung. 
  • Nyoman Kuta Ratna, Teori Metode dan Teknik Penelitian Sastra, 2004: Pustaka Pelajar, Jogjakarta Eagleton, Terry. Teori Sastra.. Jogjakarta: Jala Sutra. 2007

0 catatan kaki seorang teman

PROPOSAL PENELITIAN RESPON PEMBACA NOVEL
AYAT-AYAT CINTA
Karya : Habiburrahman El Shirazi



Fenomena Ayat-ayat Cinta bagi Masyarakat Muslim Indonesia di Kota Bandung
(Telaah ilmiah tentang pengaruh positif beredarnya novel Ayat-ayat Cinta terhadap gaya hidup dan paradigm social masyarakat muslim Indonesia)
Oleh: Muhammad Muhardi

Wacana : Telaah ilmiah terhadap Nilai Budaya, Etika, dan pengaruh positif Aspek-aspek Budaya Timur-Tengah khususnya Negara Islam dan perilaku Islami terhadap Masyarakat Muslim Indonesia.

1. Latar Belakang
Masyarakat muslim Indonesia merupakan sekelompok bahkan komunitas terbesar dan mayoritas penduduk negeri ini, yang sebenarnya memiliki tujuan hidup mencontoh pembawa ajaran Islam, yaitu Rasulullah Saw. Namun ditengah marak dan bergejolaknya dekadensi moral masyarakat, yang hampir secara keseluruhan diakibatkan oleh penyiaran media, baik cetak ataupun elektronik, bahkan audio visual, hal itu merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk dilakukan dan diperjuangkan.
Banyak sekali hambatan dan tantangan bagi mereka yang tetap konsisten dan Istiqomah menjalankan apa yang sudah dicontohkan Rasulullah Saw. Kita kenal saat ini banyak bermunculan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan yang menyuarakan hidupnya Syari’at Islam di Indonesia, yang tiada lain bertujaun untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik dan menjadi Baldatun Thoyyibatun wa Rabbun Ghafuur. Namun di lain pihak, banyak pula yang secara langsung ataupun tidak langsung menghalangi upaya ini dengan berbagai cara.
Di tengah-tengah suasana seperti inilah, masyarakat muslim mulai merindukan ketenangan dan keselarasan yang murni bersumber dan sebagai akibat dari perilkau yang mencontoh Rasulullah Saw, sehingga mereka mulai mencari suatu alternative hiburan baru yang tidak hanya sekedar menghibur, tapi juga mendidik dan menjadi tuntunan bagi penikmatnya.

2. Fokus Masalah
Setiap aspek tentang manusia memang selalu menarik untuk dijadikan pembahasan, karena dari sana, kadang-kadang timbul permasalahan-permasalahan yang menyita perhatian. Salah satu aspek yang ingin penulis ketengahkan di sini adalah hal-hal yang menyangkut respon positif dari hasil baca novel Ayat-ayat Cinta beserta faktor-faktor yang menyertainya.

3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui secara langsung dan benar pengaruh praktis yang terjadi pada beberapa masyarakat muslim kota Bandung yang sudah selesai membaca novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazi berikut dengan faktor-faktor yang mungkin dapat mendukung dan melatarbelakangi terjadinya perubahan perilaku mereka.
4. Kerangka Teori
Dalam penelitian yang akan penulis lakukan ini, penulis menggunakan teori dari Stanley Fish (1938) tentang reader response bahwa 1) The same readers will perform differently when reading two different texts. 2) Different readers will perform similarity when reading the same texts“Bukanlah suatu peristiwa ataupun fenomena, tetapi sebagai suatu proses yang berkelanjutan dimana para pembaca menyesuaikan dan mengambil atau mempraktekkan apa yang dia pahami dari hasil baca sebuah naskah atau teks.

5. Metologi Penelitian
Dalam penelitian yang akan penulis lakukan ini, penulis menggunakan metode Etnografi, yaitu dengan cara melukisan dan menganalisis tentang kebudayaan suatu masyarakat atau kelompok manusia, dalam hal ini mahasiswa dan beberapa masyarakat Kota Bandung lainnya, yang sebagian berprofesi sebagai karyawan, pendidik, dan profesi lainnya. Dalam hal ini Ethnografi merupakan salah satu kajian ilmu lintas budaya yang mengkaji aspek cara berperilaku dan cara berpikir yang sudah membaku pada orang yang dipelajari atau objek penelitian, yang berfungsi sebagai sebuah standarisasi penilaian. Dalam hal ini penulis mencoba menerapkan metode tersebut terhadap sasaran penelitian yang penulis maksud.
Dengan dugaan bahwa, mahasiswa/mahasiswi dan beberapa masyarakat Kota Bandung mengalami suatu pencerahan baru akibat membaca novel tersebut didasarkan pada beberapa faktor eksternal dan internal, yang secara terperinci akan diuraikan sebagai berikut.

a. Menentukan Sasaran (target) Penelitian
Sasaran (target) penelitian ini adalah para mahasiswa/i UIN dan beberapa masyarakat Kotan Bandung yang sudah selesai membaca novel Ayat-ayat Cinta.

b. Data
Berdasarkan wawancara singkat yang telah penulis lakukan dengan semua kalangan masyarakat yang sudah selesai membaca novel Ayat-ayat Cinta, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Minat awal membaca novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazi adalah ketika ada kabar bahwa novel ini merupakan novel best seller 2005 yang sedang populer.
- Membaca novel ini berbeda dari membaca novel-novel lain. Membaca novel ini penuh dengan keseriusan dan pembaca terus penasaran sehingga mereka mampu menamatkannya dalam waktu maksimal 3 hari.
- Adanya ketertarikan tersendiri ketika melewati setiap chapter dalam cerita novel tersebut.
- Banyak pelajaran positif yang dapat diambil dari kisah dalam novel tersebut.
- Pembaca memperoleh wawasan dan pengetahuan baru dalam memahami Islam.
- Pembaca tertarik pada gaya penulis menyampaikan pesan-pesan moral, baik firman Allah, sabda Rasul, bahkan sampai fatwa para Ulama.
- Pembaca terbawa arus bagaimana indahnya hidup besertakan Allah Swt dan nikmatnya hidup berlimpahan ridho Allah Swt.
c. Sumber Data
Sumber data yang penulis temui dan pintai informasinya meliputi beberapa kalangan, yang secara lebih rinci penulis kategorikan ke dalam dua jenis, yaitu primer dan sekunder.
Sumber data primer yang berhasil penulis temui dan wawancarai terdiri dari beberapa orang mahasiswa/i yang sudah selesai membaca novel Ayat-ayat Cinta yang secara umum belum berumah tangga.
Sedang kan sumber data sekunder yang berhasil penulis temui dan wawancarai juga terdiri dari beberapa sumber dari kalangan guru, karyawan, karyawan, yang umumnya sudah berkeluarga.

d. Tekhnis Pengumpulan Data
Tekhnis pengumpulan data yang penulis lakukan adalah dengan tekhnik wawancara mendalam tersembunyi atau hidden and deep interview.
Adapun wawancara yang telah dilakukan adalah dengan cara mendatangi langsung sumber informasi yang dimaksud

e. Tekhnik Analisis Data
Dalam penelitian ini, setelah penulis berhasil mendapatkan beberapa informasi awal penting yang dijamin kebenaran dan keakuratannya, maka tekhnik analisis data yang akan penulis lakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Identifikasi data yang telah telah didapat, yaitu dengan mengidentifikasikan beberapa informasi awal tentang berbagai hal yang meyangkut respon positif hasil membaca novel Ayat-ayat Cinta.
- Kategorisasi Data, yaitu dengan mengkategorikan Data yang telah penulis dapatkan ke dalam tiga kategori, yakni :
Nilai Budaya, yaitu membandingkan setiap informasi yang didapat ke dalam Nilai Budaya yang berlaku di Negara ini.
Etika, yaitu dengan membandingkan dan mengkaji setiap informasi yang didapat ke dalam Etika yang berlaku di Negara ini.
Perilaku, yaitu dengan cara menelaah latar belakang dan berbagai faktor yang mengakibatkan perubahan perilaku dari negative menjadi poritif.

REFERENCES:
Habiburrahman El-Shirazi, 2005, Ayat-ayat Cinta, Novel Pembangun Jiwa, Republika, Semarang
Stanley Fish, 1938, Interpreting the Variorum, Rhetoric and reader response’
Damen, Loise, 1987, Cultural Learning, The Fifth Dimension in the Language Classroom, Addison-Wesley Publishing Company, USA
J. Moleong, Lexy. Prof. DR. M.A. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: Rosda Karya
Freud, Sigmund. 1980. Suatu Pengantar ke Dalam Ilmu Jiwa Sigmund Freud. Jakarta: PT. Pembangunan
Rangkuti Hasibuan, Sofia. DR. Hj. MA. 2002. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia: Teori dan Konsep. Jakarta : Dian Rakyat
 

World of Mine Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates